Berkawan sepi, di malam ketika orang sedang lelap-lelapnya tidur, mari sejenak kita renungi Al-Qur'an surat Al-A'raaf, 7: 96:
"ولو أن أهل القرى آمنوا واتقوا لفتحنا عليهم بركات من السماء والأرض ولكن كذبوا فأخذناهم بما كانوا يكسبون" QS. Al-A'raaf, 7: 96.
Merenungi maknanya, sembari mengingat Ramadhan yang semakin mendekat, betapa terasa bahwa puasa bukan hanya untuk pribadi kita. Allah Ta'ala wajibkan orang-orang beriman untuk berpuasa agar mereka bertaqwa. Apa yang terjadi jika penduduk negeri beriman & bertaqwa? Allah Ta'ala tunjukkan kepada kita dalam QS. Al-A'raaf ayat 96. Ayat ini juga menunjukkan akibat mendustakan ayat-ayat-Nya. Mari kita renungi kembali QS. Al-A'raaf ayat 96 sembari menerawang kembali bulan-bulan Ramadhan yang telah berlalu. Apakah yang terjadi?
"Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka barakah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya." QS. Al-A'raaf, 7: 96.
Adakah bulan-bulan Ramadhan yang telah berlalu mengantarkan penduduk negeri, propinsi atau kampung menjadi beriman dan bertaqwa? Ataukah yang terjadi justru sebaliknya? Ramadhan belum tiba, tetapi pikiran kita telah sibuk menyambut lebaran. Menerawang ke bulan-bulan Ramadhan yang telah berlalu, sekitar 8 atau 9 tahun terakhir ini, rasanya penghujung Ramadhan atau Syawal, rasanya lebih dekat kepada bagian kedua ayat tersebut. Ada petaka-petaka besar yang datang menimpa. Ini yang dimaksud ayat berikutnya?
Mari sejenak kita renungi ayat berikutnya, "أفأمن أهل القرى أن يأتيهم بأسنا بياتا وهم نآئمون" QS. Al-A'raaf, 7: 97
"Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari datangnya siksa Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka lelap tidur?" Semoga tak ada petaka besar yang menimpa kita tatkala Ramadhan baru saja berlalu. Tetapi, apakah yang kita lakukan agar meraih taqwa?
Renungi pula, "أو أمن أهل القرى أن يأتيهم بأسنا ضحى وهم يلعبون" QS. Al-A'raaf, 7: 98
Renungi pula tentang waktu datangnya bencana, "Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari datangnya siksa Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang asyik-syiknya bermain?" QS. Al-A'raaf, 7: 98.
Di antara bentuk bencana itu adalah, "فأخذتهم الرجفة فأصبحوا في دارهم جاثمين" QS. Al-A'raaf, 7: 91
"Kemudian mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayit-mayit yang bergelimpangan di dalam rumah-rumah mereka," QS. Al-A'raaf, 7: 91.
Di antara perkara yang undang bencana adalah perniagaan yang diliputi tipu daya; pedagang tak jujur karena tak tahu atau tak mau tahu. Umar bin Khaththab radhiyallahu 'anhu memperingatkan, “Orang yang belum belajar agama, sekali-kali jangan berdagang di pasar-pasar kami”.
Ketidaktahuan dalam masalah dien saat berniaga, sangat serius akibatnya bagi ummat ini. Hari ini kita perlu lebih risau bersebab makin banyak orang yang justru menjaminkan kesesuaian bisnisnya dengan syari'ah, padahal tidak. Adapun bagi pedagang, ini terkait barakah rezeki. Ingin berbincang lebih panjang, tapi malam sudah amat larut. Semoga catatan sederhana ini bermanfaat. Semoga Allah menolong kita.
Oleh : Ust. Moh. Fauzil 'Adhim
@kupinang
"ولو أن أهل القرى آمنوا واتقوا لفتحنا عليهم بركات من السماء والأرض ولكن كذبوا فأخذناهم بما كانوا يكسبون" QS. Al-A'raaf, 7: 96.
Merenungi maknanya, sembari mengingat Ramadhan yang semakin mendekat, betapa terasa bahwa puasa bukan hanya untuk pribadi kita. Allah Ta'ala wajibkan orang-orang beriman untuk berpuasa agar mereka bertaqwa. Apa yang terjadi jika penduduk negeri beriman & bertaqwa? Allah Ta'ala tunjukkan kepada kita dalam QS. Al-A'raaf ayat 96. Ayat ini juga menunjukkan akibat mendustakan ayat-ayat-Nya. Mari kita renungi kembali QS. Al-A'raaf ayat 96 sembari menerawang kembali bulan-bulan Ramadhan yang telah berlalu. Apakah yang terjadi?
"Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka barakah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya." QS. Al-A'raaf, 7: 96.
Adakah bulan-bulan Ramadhan yang telah berlalu mengantarkan penduduk negeri, propinsi atau kampung menjadi beriman dan bertaqwa? Ataukah yang terjadi justru sebaliknya? Ramadhan belum tiba, tetapi pikiran kita telah sibuk menyambut lebaran. Menerawang ke bulan-bulan Ramadhan yang telah berlalu, sekitar 8 atau 9 tahun terakhir ini, rasanya penghujung Ramadhan atau Syawal, rasanya lebih dekat kepada bagian kedua ayat tersebut. Ada petaka-petaka besar yang datang menimpa. Ini yang dimaksud ayat berikutnya?
Mari sejenak kita renungi ayat berikutnya, "أفأمن أهل القرى أن يأتيهم بأسنا بياتا وهم نآئمون" QS. Al-A'raaf, 7: 97
"Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari datangnya siksa Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka lelap tidur?" Semoga tak ada petaka besar yang menimpa kita tatkala Ramadhan baru saja berlalu. Tetapi, apakah yang kita lakukan agar meraih taqwa?
Renungi pula, "أو أمن أهل القرى أن يأتيهم بأسنا ضحى وهم يلعبون" QS. Al-A'raaf, 7: 98
Renungi pula tentang waktu datangnya bencana, "Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari datangnya siksa Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang asyik-syiknya bermain?" QS. Al-A'raaf, 7: 98.
Di antara bentuk bencana itu adalah, "فأخذتهم الرجفة فأصبحوا في دارهم جاثمين" QS. Al-A'raaf, 7: 91
"Kemudian mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayit-mayit yang bergelimpangan di dalam rumah-rumah mereka," QS. Al-A'raaf, 7: 91.
Di antara perkara yang undang bencana adalah perniagaan yang diliputi tipu daya; pedagang tak jujur karena tak tahu atau tak mau tahu. Umar bin Khaththab radhiyallahu 'anhu memperingatkan, “Orang yang belum belajar agama, sekali-kali jangan berdagang di pasar-pasar kami”.
Ketidaktahuan dalam masalah dien saat berniaga, sangat serius akibatnya bagi ummat ini. Hari ini kita perlu lebih risau bersebab makin banyak orang yang justru menjaminkan kesesuaian bisnisnya dengan syari'ah, padahal tidak. Adapun bagi pedagang, ini terkait barakah rezeki. Ingin berbincang lebih panjang, tapi malam sudah amat larut. Semoga catatan sederhana ini bermanfaat. Semoga Allah menolong kita.
Oleh : Ust. Moh. Fauzil 'Adhim
@kupinang
0 comments:
Post a Comment