Unnimac.com - Meraih prestasi di tingkat dunia merupakan kebanggaan
bagi setiap orang. Doa menjadi pelengkap untuk melancarkan kerja keras
yang kita lakukan untuk mencapai prestasi tersebut.
Hal itu pula yang dipegang teguh oleh mahasiswa jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Mohammad Yasya Bahrul Ulum. Berkat kerja keras dan salat malam yang tak pernah absen, sederet prestasi dalam olimpiade matematika terus diraih Yasya.
Terakhir, dia membawa pulang medali emas dalam ajang International Mathematics Competition (IMC) for University Student 2014 di Blageovgrad, Bulgaria. Tidak hanya tekun belajar dan berlatih soal, Yasya percaya keberhasilan itu juga tak lepas dari ibadah solat malam yang selalu dilaluinya.
Menurut mahasiswa angkatan 2013 itu, rutinitas tersebut dapat membangun mental positifnya. ''Kita bisa intropeksi diri dan memperkuat semangat serta motivasi,'' ujar Yasya, seperti dilansir dari ITS Online, Selasa (12/8/2014).
Yasya memang memiliki catatan prestasi gemilang dalam kompetisi yang membutuhkan ketelitian tinggi itu. Sejak SMP, putra pasangan Imam Chumaedi dan Shofiyah ini telah beberapa kali menjuarai OSN. Bahkan saat SMA, alumnus SMAN Sragen Billingual Boarding School (SBBS) Gemolong itu berhasil mempersembahkan medali emas bagi Jawa Tengah dalam OSN tingkat nasional.
Sebelum melenggang ke tingkat internasional, Yasha telah melewati berbagai tahapan seleksi, baik tingkat regional maupun nasional. Selepas meraih juara pertama OSN Pertamina tingkat nasional, Yasya beserta peraih medali emas, perak, dan perunggu Olimpiade Nasional Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (ON-MIPA) mengikuti seleksi final untuk menentukan tujuh mahasiswa terbaik.
''Dari situ lah pembinaan mulai gencar dilakukan. Kami dibina secara intensif di Jakarta selama dua minggu oleh dosen-dosen berpengalaman. Di sana saya menghabiskan 10 jam setiap harinya untuk belajar soal, kalau hari-hari biasa sekitar tiga jam biasanya,'' papar pemuda yang bercita-cita menjadi ilmuwan dan businessman itu.
Mahasiswa yang hobi bermain games dan olahraga futsal itu berpesan kepada mahasiswa dan para pelajar lainnya untuk tidak bermalas-malasan dalam belajar. Menurut Yasya, pemuda adalah generasi masa depan yang menjadi penentu kemajuan Indonesia. ''Kalau bermalas-malasan, ya negeri kita akan bobrok,'' tutup Yasya.
Hal itu pula yang dipegang teguh oleh mahasiswa jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Mohammad Yasya Bahrul Ulum. Berkat kerja keras dan salat malam yang tak pernah absen, sederet prestasi dalam olimpiade matematika terus diraih Yasya.
Terakhir, dia membawa pulang medali emas dalam ajang International Mathematics Competition (IMC) for University Student 2014 di Blageovgrad, Bulgaria. Tidak hanya tekun belajar dan berlatih soal, Yasya percaya keberhasilan itu juga tak lepas dari ibadah solat malam yang selalu dilaluinya.
Menurut mahasiswa angkatan 2013 itu, rutinitas tersebut dapat membangun mental positifnya. ''Kita bisa intropeksi diri dan memperkuat semangat serta motivasi,'' ujar Yasya, seperti dilansir dari ITS Online, Selasa (12/8/2014).
Yasya memang memiliki catatan prestasi gemilang dalam kompetisi yang membutuhkan ketelitian tinggi itu. Sejak SMP, putra pasangan Imam Chumaedi dan Shofiyah ini telah beberapa kali menjuarai OSN. Bahkan saat SMA, alumnus SMAN Sragen Billingual Boarding School (SBBS) Gemolong itu berhasil mempersembahkan medali emas bagi Jawa Tengah dalam OSN tingkat nasional.
Sebelum melenggang ke tingkat internasional, Yasha telah melewati berbagai tahapan seleksi, baik tingkat regional maupun nasional. Selepas meraih juara pertama OSN Pertamina tingkat nasional, Yasya beserta peraih medali emas, perak, dan perunggu Olimpiade Nasional Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (ON-MIPA) mengikuti seleksi final untuk menentukan tujuh mahasiswa terbaik.
''Dari situ lah pembinaan mulai gencar dilakukan. Kami dibina secara intensif di Jakarta selama dua minggu oleh dosen-dosen berpengalaman. Di sana saya menghabiskan 10 jam setiap harinya untuk belajar soal, kalau hari-hari biasa sekitar tiga jam biasanya,'' papar pemuda yang bercita-cita menjadi ilmuwan dan businessman itu.
Mahasiswa yang hobi bermain games dan olahraga futsal itu berpesan kepada mahasiswa dan para pelajar lainnya untuk tidak bermalas-malasan dalam belajar. Menurut Yasya, pemuda adalah generasi masa depan yang menjadi penentu kemajuan Indonesia. ''Kalau bermalas-malasan, ya negeri kita akan bobrok,'' tutup Yasya.
Sumber : Okezone.com
0 comments:
Post a Comment