Namun, hari ini nampaknya keadaan terbalik. Umat islam justru seperti umat yang lupa sejarahnya. Hari ini umat islam justru mengekor kepada peradaban yang berusaha menghilangkan Tuhan dari kehidupan (Barat). Padahal umat islam akan jaya ketika makin dekat dengan Allah Swt. Sejarah telah membuktikan bahwa dengan makin dekat pada Allah Swt, umat islam bisa menjadi peradaban yang maju dalam semua aspek kehidupan.
Kebangkitan umat islam merupakan sesuatu yang harus diusahakan oleh segala elemen umat islam. Dan ini memang menjadi tugas yang tidak mudah bagi umat islam, terlebih hari ini banyak konflik yang terjadi di dalam umat islam itu sendiri. Selain disebabkan oleh musuh-musuh islam yang berusaha melakukan apapun untuk merusak umat islam. Selain itu, keadaan internal umat sendiri nampaknya masih belum bisa bersatu satu sama lain. Kita bisa lihat dengan jelas terjadinya konflik antar mazhab, konflik antar harokah, hingga masih banyaknya TBC (Tahayul, Bid’ah, Churafat) di kalangan umat sendiri makin mempersulit umat islam untuk kembali bangkit.
Fenomena semacam ini seringkali terjadi dalam sejarah peradaban islam dahulu. Jika kita membuka lembaran-lembaran sejarah umat islam terdaulu, maka kita akan mendapati keadaan yang kurang lebih sama dengan apa yang terjadi pada umat islam hari ini. Kita ambil contoh keadaan bangsa arab waktu itu sebelum islam datang. Zaman tersebut disebut zaman jahiliyah, bukan hanya karena banyaknya perbuatan yang sangat buruk seperti berzina dan sebagainya. Namun juga jahil karena tidak ada Rabb di hati orang-orang jahiliyah waktu itu. Hingga pada akhirnya Allah mengutus seorang Nabi untuk memperbaiki keadaan umat waktu itu.
Keadaan yang hampir sama pun terulang lagi ketika masa kekhalifahan Bani Abbasiyah. Walaupun waktu itu umat islam tampak besar, namun ternyata banyak terjadi keropos di internal umat islam sendiri. hampir sama dengan keadaan saat ini. Virus TBC, cinta dunia, jauh dari ulama, konflik antar mazhab, dan syiah yang selalu merepotkan menjadi pemandangan di kekhilafahan Bani Abbasiyah. Hingga puncaknya terjadilah kekalahan besar yang diderita kaum muslimin pada saat terjadi perang salib. Satu hari ribuan jiwa dibantai oleh pasukan salib. Beberapa wilayah umat islam menyerah tanpa ada perlawanan sama sekali, bahkan ada gubernur yang rela membayar upeti kepada pasukan salib supaya kekuasaannya tidak direbut oleh pasukan salib waktu itu. Sampai separah itu keadaan muslim waktu itu, dunia sudah menutup mata hati untuk senantiasa berjihad di jalan Allah Swt.
Maka, akan muncul pertanyaan yang diulang-ulang setiap masa dan zaman. “Bagaimana cara membangkitkan kembali peradaban islam?”. Untuk menjawab itu tentunya kita harus kembali melihat fakta sejarah bagaimana Nabi Saw dan Ulama-ulama waktu perang salib bisa merumuskan cara menuju kejayaan islam.
Ternyata yang menjadi awal sekali dari proses kebangkitan dan kejayaan peradaban islam adalah satu kata, yaitu “resah”. Keresahan di hati orang-orang yang tuluslah yang menjadi awal dari kebangkitan dan kejayaan Islam. Keresahan melihat umatlah yang membuat Nabi Muhammad merenung panjang di gua Hira. Keresahan melihat keadaan umatlah yang membuat ulama sekaliber Imam Ghazali dan Abdul Qadir Al Jailani kembali ke kampung masing-masing untuk kembali mendidik umat lagi.
Maka, sudahkah kita merasa resah melihat keadaan umat islam hari ini? sudahkah? Jika sudah merasa resah, maka sesungguhnya kita berada pada jalur menuju kejayaan islam. Namun jika belum merasa resah, maka kita masih jauh dari kata kejayaan. Maka, sudahkah merasa resah?
Jum’at, 31 Juli 2015
Oleh: Muhammad Rizal Pratama, PNF 2012
dikutip dari blog pribadi http://akumrpratama.blogspot.co.id/
Oleh: Muhammad Rizal Pratama, PNF 2012
dikutip dari blog pribadi http://akumrpratama.blogspot.co.id/
0 comments:
Post a Comment