• Kabar Terkini

    Oct 4, 2015

    Pemuda Berbicara Mimpi-mimpinya, Bukan Masa Lalunya

    SahabatUnnes.com simaba fip unnes

    SahabatUnnes.com - Lembaga Dakwah Fakultas Fummi Unnes menggelar Silaturahmi Mahasiswa Baru hari ini, Ahad (4/10). Bertempat di Dekanat FIP Unnes lantai 3, dua narasumber berhasil dihadirkan yaitu Aldila Dyas Nurfitri dan Galih Suci Pratama. Keduanya merupakan alumni FIP Unnes yang sangat berprestasi saat masih mahasiswa. Aldila misalnya, pernah menjadi Mahasiswa Berprestasi 2 FIP tahun 2014 dan juga lulusan terbaik FIP 2015.

    Dihadiri oleh mahasiswa baru FIP Unnes, simaba FIP mengangkat tema "Menggali Inspirasi dari Pemuda Muslim Berprestasi". Galih Suci Pratama sebagai narasumber pertama menyampaikan beberapa bekal yang harus dimiliki oleh mahasiswa baru. Pertama yaitu mimpi, bahwa kita haruslah menuliskan mimpi-mimpi kita, belajar dari keberhasilan orang lain, gigih dan berjuang tanpa menyerah dan terus bermimpilah yang besar. Anis Baswedan pernah berkata, "Pemuda berbicara mimpi mimpinya, bukan masa lalunya". Juga pasti tahu kan sebuah lagu dari Nidji yang berjudul Laskar Pelangi, yang di salah satu liriknya ada kata-kata bahwa mimpi adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia. Kedua yaitu pola pikir dan ketiga yaitu doa dan usaha.

    Aldila Dyas Nurfitri yang juga asli Semarang menyampaikan bahwa harus ditanamkan dalam diri untuk menjadi pribadi dan moral yang baik, prestasi nantinya hanya bonus dari Allah Swt. Sebagai mahasiswa kita harus mengambil peran, entah menjadi seorang aktivis atau ikut andil dalam kegiatan sosial.  Lakukan peran tersebut dengan niat yang baik dan hanya mengharap ridha dari Allah Swt. Beliau juga berpesan kepada peserta untuk membekali diri dengan kemampuan bahasa asing, misalnya bahasa Inggris.

    SahabatUnnes.com simaba fip unnes 1

    Saat menuliskan mimpi-mimpi tersebut harus dibarengi dengan niat yang baik karena niat adalah dorongan. Setiap manusia unik dan punya tujuannya masing-masing dan doa yang terbaik adalah dibarengi dengan usaha. Selain itu kita juga harus memahami diri kita terlebih dahulu, apa bakat dan minat kita, beliau menegaskan.

    Sesi terakhir yaitu sesi tanya jawab. Salah satu peserta bernama Santi bertanya bagaimana menyeimbangkan antara agama, kuliah, dan organisasi kepada kedua narasumber. Galih menjawab bahwa agama adalah yang pertama, kuliah adalah tanggungjawab moral dan dari organisasi kita dapatkan keterampilan. Sedangkan Aldila menjawab bahwa keseimbangan itu relatif bergantung siapa yang menjalankannya dan intinya kita harus menyeimbangkan ketiga-tiganya antara agama, kuliah dan organisasi. (masdik)
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 comments:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Pemuda Berbicara Mimpi-mimpinya, Bukan Masa Lalunya Rating: 5 Reviewed By: Unknown
    Scroll to Top