Jika Allah Ta'ala berikan umur panjang, apakah yang paling engkau harap ketika tengah malam belum sanggup terlelap? Saat tulang kita mulai rapuh dan keriput di wajah kita serupa dengan "keriputnya" tenaga kita, apakah yang paling kita harap dari anak kita? Atas harapan kita kepada mereka, apakah yang telah kita kerjakan pada saat-saat berharga untuk anak kita? Apakah yang mereka rasakan?
Di saat engkau belum sanggup terlelap, sedang apakah ibumu malam ini? Gelisahkah? Atau tertidur lelap? Atau menanti do'amu di alam sana? Ataukah ia sedang berusaha selimuti badannya yang menggigil? Sementara tangannya sudah tak cukup kuat untuk menarik selimut dengan sempurna.
Saat kita merasa begitu segar di pagi ini, orangtua kita barangkali sedang berusaha keras hanya untuk bisa duduk dengan tegak. Berbahagialah yang pagi dapat menemani orangtua duduk berbincang sembari menyeruput secangkir teh. Berbincang hangat, sigap mendengarkan.
Kapan terakhir kali engkau berbincang hangat dengan orangtua? Ngobrol. Menghabiskan waktu bersamanya dengan sengaja melapangkan waktu. Melapangkan waktu untuk berbincang. Bukan sekedar sama-sama meminum teh di tempat yang sama, sementara tangan kita sibuk tulis SMS. Melapangkan waktu membersamai orangtua sembari mendengarkan ceritanya yang sudah berulang kali disampaikan. Bukan hanya mematung bosan. Melapangkan waktu untuk orangtua sampai mereka berpamitan melakukan yang lain. Bukan sibuk mencari celah untuk berpamitan.
Sudahkah engkau do'akan orangtuamu hari ini? Do'akan husnul khatimah jika mereka masih hidup. Bukan mendo'akan segera wafat. Sudahkah kita lalui saat berharga untuk anak dengan menyematkan rasa rindu di hati mereka. Betapa kering pertemuan antara mereka dan kita di saat tua jika tanpa kerinduan. Betapa hambar kedekatan kita secara fisik, jika kerinduan itu tak ada di hati kita.
Di saat engkau belum sanggup terlelap, sedang apakah ibumu malam ini? Gelisahkah? Atau tertidur lelap? Atau menanti do'amu di alam sana? Ataukah ia sedang berusaha selimuti badannya yang menggigil? Sementara tangannya sudah tak cukup kuat untuk menarik selimut dengan sempurna.
Saat kita merasa begitu segar di pagi ini, orangtua kita barangkali sedang berusaha keras hanya untuk bisa duduk dengan tegak. Berbahagialah yang pagi dapat menemani orangtua duduk berbincang sembari menyeruput secangkir teh. Berbincang hangat, sigap mendengarkan.
Kapan terakhir kali engkau berbincang hangat dengan orangtua? Ngobrol. Menghabiskan waktu bersamanya dengan sengaja melapangkan waktu. Melapangkan waktu untuk berbincang. Bukan sekedar sama-sama meminum teh di tempat yang sama, sementara tangan kita sibuk tulis SMS. Melapangkan waktu membersamai orangtua sembari mendengarkan ceritanya yang sudah berulang kali disampaikan. Bukan hanya mematung bosan. Melapangkan waktu untuk orangtua sampai mereka berpamitan melakukan yang lain. Bukan sibuk mencari celah untuk berpamitan.
Sudahkah engkau do'akan orangtuamu hari ini? Do'akan husnul khatimah jika mereka masih hidup. Bukan mendo'akan segera wafat. Sudahkah kita lalui saat berharga untuk anak dengan menyematkan rasa rindu di hati mereka. Betapa kering pertemuan antara mereka dan kita di saat tua jika tanpa kerinduan. Betapa hambar kedekatan kita secara fisik, jika kerinduan itu tak ada di hati kita.
Oleh : Mohammad Fauzil Adhim
0 comments:
Post a Comment