Unnimac.com - Menjelang pergantian tahun masehi pasti banyak sekali perayaan-perayaan yang diadakan disana-sini. Dikotamu kira-kira ada berapa banyak perayaan untuk menyambut tahun baru masehi ini? Banyakkan? Berceceran malahan.
Tidak dapat kita elakan lagi kegemaran manusia globalisasi (begitu penulis menyebutnya) dengan perayaan-perayaan yang banyak sekali beredar. Hampir seperti nyamuk yang biasa menggigiti kita menjelang malam dimusim hujan tiba.
Lalu kenapa dengan semua itu? Bukankah sudah biasa?
Benar sekali, hal tersebut memanglah telah menjadi kebiasaan manusia globalisasi, bahkan hal tersebutpun telah merasuk kedalam benak mereka. Katanya sih...”gak dirayain gak seru!”
Ya, apapun itu. Itu merupakan pendapat mereka. Pendapat masing-masing individu meskipun tidak diketahui apakah itu benar atau keliru.
“Hak asasi dunk!” imbuhnya ketika pendapat mereka ditentang.Ya, mau gimana lagi? Bicara soal hak asasi manusia jadi ngeri membayangkannnya.Terlepas dari problematika tersebut ada sebuah fenomena yang sepatutnya kita waspadai. Fenomena yang mungkin menjadi trend selama bertahun-tahun. Apalagi fenomena tersebut juga menjadi kebiasaan saudara-saudara seiman kita, mengingat kita adalah umat muslim.
Fenomena tersebut tidak lain adalah kebiasaan ramal-meramal. Banyak umat muslim yang sepatut menjauhi ramalan malahan seakan-akan seekor semut yang tengah mendatangi seonggok gula. Cenderung mereka mencari para manusia ciptaan Allah yang mengaku bisa melihat yang begituan. Entah dengan kartu tarot, bola ajaib, dan lain sebagainya.
Pengetahuan yang rendah akan ilmu agama menjadikan banyak umat muslim yang tidak mengetahui bahkan acuh tak acuh akan hukum ramalan. “kan cuma main-main” bantah sebagian peminat ramalan. Hal tersebut jelas memperlihatkan kurangnya pengetahuan ilmu agama mereka.
Berhati-hatilah wahai saudara-saudara seimanku..!!!
Ingatlah akan hukum Allah terhadap sebuah Ramalan.
Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui ( dengan pasti ) apa yang akan di usahakannya besok, dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana ia akan mati.
“Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” ( QS. Luqman-34 )
Ada Dua rincian Hukum dalam masalah ini :
1 . Apabila cuma sekedar membaca zodiak atau ramalan Bintang, walau tidak mempercayai ramalan tersebut atau tidak membenarkan, maka tetap Haram. Akiba perbuatan ini, Shalatnya tidak diterima selama 40 hari.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam Bersabda :
“Barangsiapa yan mendatangi tukang ramal, maka Shalatnya selama 40 hari tidak diterima”
Ini akibat dari cuma dari cuma membaca.
Maksud tidak diterima Shalatnya dijelaskan oleh An Nawawi Adapun maksud tidak diterimanya Shalat adalah Orang tersebut tidak dapat Pahala Shalatnya. Namun Shalat yang ia lakukan tetap dapat menggugurkan kewajiban Shalatnya dan ia tidak butuh untuk mengulangi Shalatnya.” ( Syarh Muslim, An Nawawi, 14/227, Dar Ihya’ At Turok Al’ Arobiy Beirut, cetakan ke 2 tahun 1392 H ).
2. Apabila sampai membenarkan atau meyakini ramalan tersebut, maka dianggap telah meng Kufuri Al Qura’n yang menyatakan hanya disisi Allah pengetahuan Ilmu Ghoib.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam Bersabda :
“Barangsiapa yang mendatangi Dukun atau tukang ramal lalu ia membenarlannya, maka ia berarti telah Kufur pada Al Qur’an yang telah diturunkan pada Muhammad.” ( HR. Ahmad no. 9532. Syaikh Syu’aibi Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini Hasan )
Wallahu a’lam Bish Shawab.
Jangan hanya kita ingin-inginan mengikuti trend atau malah mengetahui lebih jelas dengan nasib kalian mengakibatkan kalian pergi untuk meramal nasib kita. Apapun alasannya janganlah pernah.
Sesungguhnya ada yang jauh lebih penting dari ramal-meramal nasib, yaitu niatkanlah untuk selalu menjadi pribadi yang lebih baik dari hari kehari...
“Semoga kita senantiasa dalam lindungan Allah SWT dan didekatkan dengan ilmu-ilmu-Nya.”
Tidak dapat kita elakan lagi kegemaran manusia globalisasi (begitu penulis menyebutnya) dengan perayaan-perayaan yang banyak sekali beredar. Hampir seperti nyamuk yang biasa menggigiti kita menjelang malam dimusim hujan tiba.
Lalu kenapa dengan semua itu? Bukankah sudah biasa?
Benar sekali, hal tersebut memanglah telah menjadi kebiasaan manusia globalisasi, bahkan hal tersebutpun telah merasuk kedalam benak mereka. Katanya sih...”gak dirayain gak seru!”
Ya, apapun itu. Itu merupakan pendapat mereka. Pendapat masing-masing individu meskipun tidak diketahui apakah itu benar atau keliru.
“Hak asasi dunk!” imbuhnya ketika pendapat mereka ditentang.Ya, mau gimana lagi? Bicara soal hak asasi manusia jadi ngeri membayangkannnya.Terlepas dari problematika tersebut ada sebuah fenomena yang sepatutnya kita waspadai. Fenomena yang mungkin menjadi trend selama bertahun-tahun. Apalagi fenomena tersebut juga menjadi kebiasaan saudara-saudara seiman kita, mengingat kita adalah umat muslim.
Fenomena tersebut tidak lain adalah kebiasaan ramal-meramal. Banyak umat muslim yang sepatut menjauhi ramalan malahan seakan-akan seekor semut yang tengah mendatangi seonggok gula. Cenderung mereka mencari para manusia ciptaan Allah yang mengaku bisa melihat yang begituan. Entah dengan kartu tarot, bola ajaib, dan lain sebagainya.
Pengetahuan yang rendah akan ilmu agama menjadikan banyak umat muslim yang tidak mengetahui bahkan acuh tak acuh akan hukum ramalan. “kan cuma main-main” bantah sebagian peminat ramalan. Hal tersebut jelas memperlihatkan kurangnya pengetahuan ilmu agama mereka.
Berhati-hatilah wahai saudara-saudara seimanku..!!!
Ingatlah akan hukum Allah terhadap sebuah Ramalan.
Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui ( dengan pasti ) apa yang akan di usahakannya besok, dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana ia akan mati.
“Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” ( QS. Luqman-34 )
Ada Dua rincian Hukum dalam masalah ini :
1 . Apabila cuma sekedar membaca zodiak atau ramalan Bintang, walau tidak mempercayai ramalan tersebut atau tidak membenarkan, maka tetap Haram. Akiba perbuatan ini, Shalatnya tidak diterima selama 40 hari.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam Bersabda :
“Barangsiapa yan mendatangi tukang ramal, maka Shalatnya selama 40 hari tidak diterima”
Ini akibat dari cuma dari cuma membaca.
Maksud tidak diterima Shalatnya dijelaskan oleh An Nawawi Adapun maksud tidak diterimanya Shalat adalah Orang tersebut tidak dapat Pahala Shalatnya. Namun Shalat yang ia lakukan tetap dapat menggugurkan kewajiban Shalatnya dan ia tidak butuh untuk mengulangi Shalatnya.” ( Syarh Muslim, An Nawawi, 14/227, Dar Ihya’ At Turok Al’ Arobiy Beirut, cetakan ke 2 tahun 1392 H ).
2. Apabila sampai membenarkan atau meyakini ramalan tersebut, maka dianggap telah meng Kufuri Al Qura’n yang menyatakan hanya disisi Allah pengetahuan Ilmu Ghoib.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam Bersabda :
“Barangsiapa yang mendatangi Dukun atau tukang ramal lalu ia membenarlannya, maka ia berarti telah Kufur pada Al Qur’an yang telah diturunkan pada Muhammad.” ( HR. Ahmad no. 9532. Syaikh Syu’aibi Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini Hasan )
Wallahu a’lam Bish Shawab.
Jangan hanya kita ingin-inginan mengikuti trend atau malah mengetahui lebih jelas dengan nasib kalian mengakibatkan kalian pergi untuk meramal nasib kita. Apapun alasannya janganlah pernah.
Sesungguhnya ada yang jauh lebih penting dari ramal-meramal nasib, yaitu niatkanlah untuk selalu menjadi pribadi yang lebih baik dari hari kehari...
“Semoga kita senantiasa dalam lindungan Allah SWT dan didekatkan dengan ilmu-ilmu-Nya.”
0 comments:
Post a Comment