Oleh : Ustadz Fauzil 'Adhim
@kupinang
1. Bertambah sempurnanya secara fisik, adakalanya bukan kebaikan. Maka hendaklah kita senantiasa memohon hidayah & perlindungan dari fitnah.
2. Ada di antara manusia yang sangat dekat dengan kebaikan justru ketika ia masih memiliki kekurangan yang sangat tampak secara fisik.
3. Bersemangat ia dalam kebaikan ketika bibir masih sumbing. Tapi tatkala sumbingnya hilang, muncullah nada sumbang dalam pendapatnya.
4. Kemurahan hati kadang tak selalu membawa kebaikan, meski ia tak menjadi keburukan bagi yang memberi. Inilah yang sedang risaukan hati.
5. Ikhlas itu tak dapat ditawar. Pun, shawab (ketepatan, benar sesuai tuntunan Nabi shallaLlahu 'alaihi wa sallam).
6. Di luar ikhlas dan shawab, kita perlu senantiasa belajar dan berusaha menajamkan kepekaan agar amal shalih kita membawa kebaikan >>
7. >> yang bertambah-tambah. Ada ikhtiar untuk mengilmui; ada pengharapan kepada Allah Ta'ala agar jadikan amal kita penuh barakah.
8. Kekurangan yang ada pada diri seseorang adakalanya jauh lebih menyelamatkan diennya maupun orang lain daripada saat fisik tampak bagus.
9. Adakalanya seseorang bertekun-tekun belajar agama manakala pada dirinya ada kekurangan yang sangat tampak. Tapi ia segera lalai saat >>
10. >> kekurangan itu hilang darinya atau jauh berkurang dibanding sebelumnya. Maka, jika sekiranya kita memiliki kekurangan fisik >>
11. >> yang sangat tampak, bersabar adalah kebaikan yang amat besar. Kepada Allah Ta'ala kita memohon keselamatan dan terjaganya iman.
12. Sungguh, sumbingnya bibir jauh lebih ringan daripada sumbingnya iman. Bahkan boleh jadi, sumbingnya bibir itu menahan dari kemaksiatan.
13. Sungguh, butanya mata kadang lebih menyelamatkan. Ia bukan keburukan yang amat besar. Yang paling bahaya adalah butanya hati.
14. "اللَّهُمَّ أَنْتَ أَعْلَمُ مِنِّى بِنَفْسِى وَأَنَا أَعْلَمُ بِنَفْسِى مِنْهُمْ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى خَيْرًا مِمَّا يَظُنُّوْنَ >>
15. >> وَاغْفِرْ لِى مَا لاَ يَعْلَمُوْنَ وَلاَ تُؤَاخِذْنِى بِمَا يَقُوْلُوْنَ" (HR Baihaqi)
16. "Ya Allah, Engkau lebih mengetahui keadaan diriku daripada diriku sendiri dan aku lebih mengetahui keadaan diriku >>
17. >> daripada mereka yang memujiku. Ya Allah, jadikanlah diriku lebih baik dari yang mereka sangkakan, ampunilah aku terhadap apa >>
18. >> yang mereka tidak ketahui dariku, dan janganlah menyiksaku dengan perkataan mereka." HR. Al-Baihaqi dalam Syu'abul Iman
19. Sejenak berdo'a "اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِك أَنْ أُشْرِكَ بِك وَأَنَا أَعْلَمُ وَأَسْتَغْفِرُك لِمَا لَا أَعْلَمُ" HR Ahmad & Thabrani
24. >> bahkan sampai mencontohkan kepada kita do'a memohon rasa takut kepada Allah Ta'ala. http://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=424123350970132&id=183316298384173 …
@kupinang
1. Bertambah sempurnanya secara fisik, adakalanya bukan kebaikan. Maka hendaklah kita senantiasa memohon hidayah & perlindungan dari fitnah.
2. Ada di antara manusia yang sangat dekat dengan kebaikan justru ketika ia masih memiliki kekurangan yang sangat tampak secara fisik.
3. Bersemangat ia dalam kebaikan ketika bibir masih sumbing. Tapi tatkala sumbingnya hilang, muncullah nada sumbang dalam pendapatnya.
4. Kemurahan hati kadang tak selalu membawa kebaikan, meski ia tak menjadi keburukan bagi yang memberi. Inilah yang sedang risaukan hati.
5. Ikhlas itu tak dapat ditawar. Pun, shawab (ketepatan, benar sesuai tuntunan Nabi shallaLlahu 'alaihi wa sallam).
6. Di luar ikhlas dan shawab, kita perlu senantiasa belajar dan berusaha menajamkan kepekaan agar amal shalih kita membawa kebaikan >>
7. >> yang bertambah-tambah. Ada ikhtiar untuk mengilmui; ada pengharapan kepada Allah Ta'ala agar jadikan amal kita penuh barakah.
8. Kekurangan yang ada pada diri seseorang adakalanya jauh lebih menyelamatkan diennya maupun orang lain daripada saat fisik tampak bagus.
9. Adakalanya seseorang bertekun-tekun belajar agama manakala pada dirinya ada kekurangan yang sangat tampak. Tapi ia segera lalai saat >>
10. >> kekurangan itu hilang darinya atau jauh berkurang dibanding sebelumnya. Maka, jika sekiranya kita memiliki kekurangan fisik >>
11. >> yang sangat tampak, bersabar adalah kebaikan yang amat besar. Kepada Allah Ta'ala kita memohon keselamatan dan terjaganya iman.
12. Sungguh, sumbingnya bibir jauh lebih ringan daripada sumbingnya iman. Bahkan boleh jadi, sumbingnya bibir itu menahan dari kemaksiatan.
13. Sungguh, butanya mata kadang lebih menyelamatkan. Ia bukan keburukan yang amat besar. Yang paling bahaya adalah butanya hati.
14. "اللَّهُمَّ أَنْتَ أَعْلَمُ مِنِّى بِنَفْسِى وَأَنَا أَعْلَمُ بِنَفْسِى مِنْهُمْ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى خَيْرًا مِمَّا يَظُنُّوْنَ >>
15. >> وَاغْفِرْ لِى مَا لاَ يَعْلَمُوْنَ وَلاَ تُؤَاخِذْنِى بِمَا يَقُوْلُوْنَ" (HR Baihaqi)
16. "Ya Allah, Engkau lebih mengetahui keadaan diriku daripada diriku sendiri dan aku lebih mengetahui keadaan diriku >>
17. >> daripada mereka yang memujiku. Ya Allah, jadikanlah diriku lebih baik dari yang mereka sangkakan, ampunilah aku terhadap apa >>
18. >> yang mereka tidak ketahui dariku, dan janganlah menyiksaku dengan perkataan mereka." HR. Al-Baihaqi dalam Syu'abul Iman
19. Sejenak berdo'a "اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِك أَنْ أُشْرِكَ بِك وَأَنَا أَعْلَمُ وَأَسْتَغْفِرُك لِمَا لَا أَعْلَمُ" HR Ahmad & Thabrani
24. >> bahkan sampai mencontohkan kepada kita do'a memohon rasa takut kepada Allah Ta'ala. http://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=424123350970132&id=183316298384173 …
0 comments:
Post a Comment