SahabatUnnes.com - Muqoddimah Alhamdulillah… Saya mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT yang dengan keagungannya, saya diizinkan untuk belajar di Kampus Unnes dengan berbagai dinamika yang ada di dalamnya. Suatu kesempatan dan kenikmatan luar biasa dari Allah SWT yang mempertemukan saya dengan hiruk pikuknya dunia oraganisasi kampus khususnya Lembaga Dakwah Kampus (LDK) yang lebih dikenal dengan kerohanian Islam (rohis). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW serta kita mampu menjadikan beliau sebagai teladan bagi kita hingga suatu saat kita bisa berkumpul dengan beliau di akhirat-Nya.
Saya bukan santri pondok pesantren, bukan alumni MA atau sekolah keagamaan Islam lainnya. Saya hanya mengaji ketika ba’da magrib di surau kecil dan terkadang mengaji al Qur’an dengan nenek saya, sehingga pendidikan agama secara umum belum banyak saya pahami. Bahkan larangan minum sambil berdiri pun baru saya ketahui ketika di kampus. Sebagai orang yang tidak memiliki latar belakang keagamaan yang baik sejak kecil, saya begitu bahagia melihat orang-orang LDK itu karena mereka ramah-ramah. Mereka sopan ketika berbicara dan sangat memperhatikan adab dalam bersikap. Hal itulah yang menarik saya untuk bergabung masuk ke LDK dengan harapan saya bisa belajar banyak ilmu keagamaan di dalamnya dan bisa menjadi manusia yang lebih baik.
Sejak belum lulus dari SMA, saya sebenarnya sudah meniatkan ketika nanti lulus SMA dan melanjutkan ke bangku perkuliahan, saya harus sambil belajar agama Islam. Syukur Alhamdulillah, pertama kali verifikasi Mahasiswa Baru Unnes di Auditorium, saya bisa melihat teman-teman TPAI (Tutorial Pendidikan Agama Islam - sekarang beralih nama menjadi UMAI (Unit Mentoring Agama Islam)). Kemudian setelah beberapa waktu menjadi mahasiswa baru, saya mulai mengenal FUMMI (Forum Ukhuwah Mahasiswa Muslim Ilmu Pendidikan - Rohis FIP Unnes), UKKI (Unit Kegiatan Kerohanian Islam - Rohis tingkat Universitas), dan KAP (Kuliah Ahad Pagi), hingga akhirnya saya memutuskan untuk magang di dua lembaga rohis, yaitu FUMMI dan UKKI. Alhamdulillah, saya masuk di staff syiar UKKI dan wakil ketua FUMMI. Selain itu, saya juga menjadi bagian dari staff kurikulum UMAI. Alhamdulillah dengan bergabung di ketiga lembaga tersebut banyak ilmu dan pengalaman berharga yang saya dapatkan. Saya ucapkan Syukran jazakumulloh kepada saudara-saudaraku yang waktu itu banyak membantu saya belajar agama Islam lebih dalam. Semoga kita senantiasa dalam bimbingan Allah SWT.
LDK Menurut Saya
Saya akan mencoba mendefinisikan secara pribadi apa itu LDK. Secara umum, menurut saya Lembaga Dakwah Kampus merupakan lembaga kemahasiswaan yang bergerak dalam bidang keislaman dengan berbagai bidang penunjang di dalamnya yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing lembaga berdasarkan identifikasi pada lapangan. Dengan harapan supaya LDK ini tidak hanya mampu membentuk anggota-anggotanya yang sholeh secara individu, tapi juga sholeh secara social, artinya dapat memberikan manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Hal yang perlu dipahami bersama adalah kata “manfaat” itu. Kita perlu bertanya kepada diri dan lembaga kita masing-masing. Sejauh mana manfaat yang telah kita berikan, atau justru keberadaan LDK menjadi musibah bagi lingkungan. Na’uzubillah.
Suatu hal yang tidak bisa dipungkiri bahwa LDK telah melahirkan banyak orang besar di Unnes. Kekaguman saya terhadap orang-orang LDK berlanjut ketika saya menjadi bagian dari LDK itu sendiri. Kepala dan sektretaris departemen saya di UMAI dan UKKI waktu itu sangat mengayomi, senantiasa perhatian, dan mampu menjadi teladan yang baik bagi staff-staffnya sehingga tidak ada seorangpun anggota departemen yang berguguran di tengah jalan karena memang sudah seperti keluarga sendiri.
Setelah beberapa tahun berkecimpung dalam dunia kerohanian Islam, saya merasakan banyak sekali suasana, dari hal yang menyenangkan, menyedihkan, melelahkan, yang membuat marah marah, semangat, hingga meneteskan air mata pun pernah. Hal itulah yang dapat saya simpulkan sebagai “perjuangan”, karena saya yakin perjuangan kita hari ini tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan perjuangan para pendahulu kita. Maka alangkah malunya jika kita sering mengeluh dan langsung menyerah ketika mengalami sedikit kesusahan dalam mengemban amanah.
Keresahan Hati
Beberapa waktu terakhir, saya sering merenung, merasakan ada hal yang perlu untuk dipikirkan, dievaluasi, dan diperbaiki. Tapi terkadang saya bingung sendiri dengan pikiran ini. Saya meyakini bahwa keresahan ini tidak hanya keresahan pribadi yang saya rasakan, namun juga menjadi kegelisahan seluruh aktivis dakwah kampus Unnes. Kemudian saya mencoba berbincang dengan beberapa saudara di LDK, baik dari yang satu angkatan maupun berbeda angkatan dalam artian lebih muda dan lebih tua. Ternyata secara umum bisa saya simpulkan bahwa hal yang kami rasakan terhadap keadaan LDK sekarang ini hampir sama. Perasaan prihatin terhadap keadaan LDK pun menjadi bahasan utama selain melihat cukup banyak juga kemajuan yang terjadi di dalamnya.
Kesemangatan anggota, komunikasi yang tidak rapi, transfer ilmu yang tidak berjalan dengan baik, hingga hubungan yang tidak harmonis dengan birokrasi, menjadi beberapa hal yang saya simpulkan dari pembicaraan dengan saudara-saudara saya dan menjadi faktor menurunnya kualitas LDK di kampus Unnes, meskipun tentunya banyak faktor lain yang juga berpengaruh. Kemudian saya mencoba menyimpulkan bahwa selama 3 tahun belajar di LDK, grafik kerja LDK menurun dari tahun sebelumnya.
Saya masih ingat benar ketika menjadi mahasiswa baru dan magang di UKKI. Ketika itu UKKI melaksanakan kegiatan Muktamar Rohis se-Unnes dan Musyar UKKI 2012, di mana LDK waktu itu terlihat sangat luar biasa kebesarannya. Pengusung-pengusung dari tiap fakultas hadir dalam acara tersebut sehingga acara sangat ramai dan meriah. Gedung B6 FBS Unnes pun penuh oleh anak-anak LDK dan magang UKKI. Kala itu terpilihlah Nur Ali (FT-2009) sebagai ketua UKKI yang baru melanjutkan Arif Hidayat (FT-2008). Begitu pula acara PPT (Pelantikan Pengurus TPAI), dihadiri juga oleh cukup banyak orang dan saya menyaksikan Toni Taprianto (FBS-2009) dilantik meneruskan Maryadi (FMIPA-2008). Pada tahun-tahun selanjutnya ketika ada acara Musyar UKKI 2013 di mana terpilih Azam Hanif Adin (FMIPA-2011) dan PPU (Pelantikan Pengurus UMAI) terpilih Bayu Kurniawan (FMIPA-2011), saya melihat intensitas kedatangan peserta di dua acara tersebut berkurang dari tahun sebelumnya. Begitu pula pada tahun 2014 ketika terpilih Bayu Kurniwan (FMIPA-2011) sebagai ketua UKKI dan Agung Wahyu Saputro (FBS-2011) menjadi kepala Sekolah UMAI, saya perhatikan juga peserta di acara tersebut relatif lebih sedikit dari tahun-tahun sebelumnya. Mohon maaf, saya tidak bisa menyebutkan data jumlah peserta acara secara jelas. Tapi saya mengamati selama 3 tahun memang seperti itu yang terjadi. Dari situ saya simpulkan bahwa kepedulian semua elemen dakwah kampus terhadap 2 lembaga dakwah kampus tersebut dari tahun ke tahun mengalami penurunan.
(klik untuk membuka)
Tulisan dikirim oleh:
Muhammad Rizal Pratama
Pend. Non Formal 2012
0 comments:
Post a Comment