Oleh : Ustadz Salim A. Fillah
@salimafillah
1) Ini setutur tentang #buruh <tepatnya; budak>, di zaman ketika para pekerja mau mencerdaskan diri & para majikan sudi mendengar suaranya.
2) Dia Mubarak. Namanya nan berkah mengalir jadi doa untuk kebun anggur yang dia jaga. Panen berlimpah sejak bulan pertama tugasnya. #buruh
3) Maka di bulan ketiga, si majikan meninjau kebun itu. “Mubarak!”, panggil sang tuan, “Ambilkan untukku setangkai anggur terbaik!” #buruh
4) Bergegas Mubarak memilih di antara sulur-sulur anggur; dipetiknya setangkai yang buahnya tampak paling kokoh, liat, & mengkilat. #buruh
5) Diserahkannya anggur pilihannya itu pada sang majikan. Mengernyit sejenak, si tuan mencicipi sebutir. Benar! Masam teramat sangat! #buruh
6) “Mubarak!”, bentaknya, “Apa ini? Anggurnya masam sekali! Apa kau sengaja membuatku marah pagi-pagi? Cari lagi! Pilih yang betul!” #buruh
7) Bergegas Mubarak ke sesuluran. Kalau yang tadi keliru, berarti cari sifat sebaliknya: dipilihnya yang lembek, berair, & kusam. #buruh
8) Begitu diserahkan, murkalah sang majikan. “Dungu! Yang tadi masih mentah, yang sekarang busuk! Tak tahukah kau mana anggur bagus?” #buruh
9) “Tidak, Tuan!”, jawab Mubarak polos. “Celaka! Tiga bulan kau jaga kebun ini dan kau tak tahu yang mana anggur bagus? Apa kerjamu?” #buruh
10) “Maaf Tuan”, Mubarak berkaca-kaca, “Saya tak tahu, sebab tugas yang Tuan embankan ialah menjaga kebun, bukan mencicipi buahnya.” #buruh
11) Ganti sang majikan terperangah. Dia tak menyangka Mubarak akan menjawab demikian. Alangkah jujur, amanah, zuhud,dan wara’-nya. #buruh
12) Sejak itu, hubungan mereka jadi demikian dekat. Penuh kepercayaan, sang majikan memberi tugas-tugas nan kian berat pada Mubarak. #buruh
13) Pun dalam hal-hal pribadi; sang majikan mulai banyak meminta masukan & pertimbangan Mubarak. Satu hari, dia dipusingkan putrinya.#buruh
14) Banyak sekali yang berminat menyunting si cantik semata wayang. Pilihan-pilihan sungguh tak mudah, sulit sekali menjawab lamaran. #buruh
15) “Dengan siapa baiknya kunikahkan putriku satu-satunya itu ya Mubarak? Bantu aku! Berikan pertimbanganmu!”, ujarnya amat sungguh. #buruh
16) Mubarak berkata santun, “Tuan, kudapati kaum yang menikahkan putrinya dengan pertimbangan nasab semata adalah musyrikin Quraisy. #buruh
17) Dan kudapati, menikahkan anak perempuan dengan pertimbangan paras & rupa di zaman ini, dilakukan sebagian orang-orang Nasrani. #buruh
18) Kudapati pula, yang sering menikahkan putri mereka dengan pertimbangan kekayaan ialah sebagian Ahli Kitab dari kalangan Yahudi. #buruh
19) Maka bagimu yang adalah seorang mukmin; yang harus kau pertimbangkan soal calon menantu hanyalah agamanya, imannya, akhlaqnya!” #buruh
20) “Kalau begitu”, senyum si tuan, “Aku tak punya pilihan lain. Bersiaplah hai Mubarak, hari ini kunikahkan engkau dengan putriku!” #buruh
21) Dari pernikahan Mubarak & putri majikannya, kelak lahir ‘Abdullah ibn Al Mubarak; pemuka para tabi’in, ‘alim, zahid, & mujahid. #buruh
@salimafillah
1) Ini setutur tentang #buruh <tepatnya; budak>, di zaman ketika para pekerja mau mencerdaskan diri & para majikan sudi mendengar suaranya.
2) Dia Mubarak. Namanya nan berkah mengalir jadi doa untuk kebun anggur yang dia jaga. Panen berlimpah sejak bulan pertama tugasnya. #buruh
3) Maka di bulan ketiga, si majikan meninjau kebun itu. “Mubarak!”, panggil sang tuan, “Ambilkan untukku setangkai anggur terbaik!” #buruh
4) Bergegas Mubarak memilih di antara sulur-sulur anggur; dipetiknya setangkai yang buahnya tampak paling kokoh, liat, & mengkilat. #buruh
5) Diserahkannya anggur pilihannya itu pada sang majikan. Mengernyit sejenak, si tuan mencicipi sebutir. Benar! Masam teramat sangat! #buruh
6) “Mubarak!”, bentaknya, “Apa ini? Anggurnya masam sekali! Apa kau sengaja membuatku marah pagi-pagi? Cari lagi! Pilih yang betul!” #buruh
7) Bergegas Mubarak ke sesuluran. Kalau yang tadi keliru, berarti cari sifat sebaliknya: dipilihnya yang lembek, berair, & kusam. #buruh
8) Begitu diserahkan, murkalah sang majikan. “Dungu! Yang tadi masih mentah, yang sekarang busuk! Tak tahukah kau mana anggur bagus?” #buruh
9) “Tidak, Tuan!”, jawab Mubarak polos. “Celaka! Tiga bulan kau jaga kebun ini dan kau tak tahu yang mana anggur bagus? Apa kerjamu?” #buruh
10) “Maaf Tuan”, Mubarak berkaca-kaca, “Saya tak tahu, sebab tugas yang Tuan embankan ialah menjaga kebun, bukan mencicipi buahnya.” #buruh
11) Ganti sang majikan terperangah. Dia tak menyangka Mubarak akan menjawab demikian. Alangkah jujur, amanah, zuhud,dan wara’-nya. #buruh
12) Sejak itu, hubungan mereka jadi demikian dekat. Penuh kepercayaan, sang majikan memberi tugas-tugas nan kian berat pada Mubarak. #buruh
13) Pun dalam hal-hal pribadi; sang majikan mulai banyak meminta masukan & pertimbangan Mubarak. Satu hari, dia dipusingkan putrinya.#buruh
14) Banyak sekali yang berminat menyunting si cantik semata wayang. Pilihan-pilihan sungguh tak mudah, sulit sekali menjawab lamaran. #buruh
15) “Dengan siapa baiknya kunikahkan putriku satu-satunya itu ya Mubarak? Bantu aku! Berikan pertimbanganmu!”, ujarnya amat sungguh. #buruh
16) Mubarak berkata santun, “Tuan, kudapati kaum yang menikahkan putrinya dengan pertimbangan nasab semata adalah musyrikin Quraisy. #buruh
17) Dan kudapati, menikahkan anak perempuan dengan pertimbangan paras & rupa di zaman ini, dilakukan sebagian orang-orang Nasrani. #buruh
18) Kudapati pula, yang sering menikahkan putri mereka dengan pertimbangan kekayaan ialah sebagian Ahli Kitab dari kalangan Yahudi. #buruh
19) Maka bagimu yang adalah seorang mukmin; yang harus kau pertimbangkan soal calon menantu hanyalah agamanya, imannya, akhlaqnya!” #buruh
20) “Kalau begitu”, senyum si tuan, “Aku tak punya pilihan lain. Bersiaplah hai Mubarak, hari ini kunikahkan engkau dengan putriku!” #buruh
21) Dari pernikahan Mubarak & putri majikannya, kelak lahir ‘Abdullah ibn Al Mubarak; pemuka para tabi’in, ‘alim, zahid, & mujahid. #buruh
0 comments:
Post a Comment