Unnimac.com. KIFS. Selain menghadirkan Darwis Tere Liye, Kerohanian Islam Fakultas Ilmu Sosial (KIFS) juga menghadirkan Prof Masrukhi dan Lutfi Mu’awan dalam Talkshow yang digelar pada Sabtu (2/11) siang di Gedung C7 FIS, Kampus Unnes, Sekaran.
Acara Talkshow yang bertajuk “Bingkai Cinta, Para Pewarna Peradaban” itu dimoderatori oleh Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) Unnes Makhmud Kuncahyo.
Lutfi Mu’awan merupakan mahasiswa berprestasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang berhasil menyabet juara karya ilmiah internasional di Rusia beberapa waktu yang lalu.
Talkshow yang diikuti oleh 173 peserta tersebut tetap berlangsung hangat meskipun hari mulai beranjak mendekati siang. Dimulai dari cerita Prof Masrukhi yang ternyata pernah menjadi seorang pengamen dan tukang cuci sewaktu kuliah di Bandung dulu.
“Untuk mencukupi kebutuhan di Bandung yang lumayan awis (red: mahal), saya memenuhinya dari hasil mengamen. Ya lumayanlah, sehari mengamen bisa untuk memenuhi biaya hidup kurang lebih tiga hari. Jadi apabila saya mengamen selama tiga hari, kurang lebih saya bisa makan selama sepuluh hari. Selain itu saya juga pernah menjadi buruh cuci.” terang Prof Masrukhi.
Prof Masrukhi menambahkan bahwa untuk mengarungi hidup ini, kata kuncinya adalah syukur. Barangsiapa bersyukur kepada Allah, niscaya Allah akan menambah nikmat-Nya. Barangsiapa kufur terhadap nikmat Allah, maka azab yang pedih sebagai balasannya.
Berbeda lagi kisah Lutfi Mu’awan yang terkarunia ketidaksempurnaan pada fisiknya. Semenjak lahir ia hanya dikaruniai satu tangan kanan. Berasal dari keluarga yang sederhana dengan profesi seorang ayah sebagai guru dan Ibu sebagai buruh jahit.
Dengan gaya tuturnya yang ceplas – ceplos ia menceritakan perjalanan hidupnya yang penuh dengan kejutan demi kejutan. Mulai dari biaya kuliah yang tiba – tiba saja ada ketika waktu pembayaran hampir habis, hingga dirinya sampai di Rusia.
Mahasiswa ITB itu menyampaikan bahwa ia selalu menulis mimpi – mimpi pada selembar kertas yang ditempel di dinding kamarnya. Selain itu yang menjadi keyakinannya adalah Tidak ada yang tidak mungkin jika kita percaya kepada Allah.
“Yang terbaik menurut Allah, itulah yang terbaik dan terindah menurut kita. Manfaatkan hidup yang sekali ini. Jangan sampai menyesal karena tidak pernah mencoba,” tambah Lutfi.
Ketua KIFS Pradika Adi Wijayanto kepada cahunnes.com menyampaikan bahwa Bedah Buku dan Talkshow Nasional merupakan bagian dari rangkaian agenda Great National Muslim Festival 2013. Selain bedah buku dan Talkshow terselenggara juga lomba esai nasional dan lomba fotografi. (IBALH/cahUnnes.com)
Acara Talkshow yang bertajuk “Bingkai Cinta, Para Pewarna Peradaban” itu dimoderatori oleh Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) Unnes Makhmud Kuncahyo.
Lutfi Mu’awan merupakan mahasiswa berprestasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang berhasil menyabet juara karya ilmiah internasional di Rusia beberapa waktu yang lalu.
Talkshow yang diikuti oleh 173 peserta tersebut tetap berlangsung hangat meskipun hari mulai beranjak mendekati siang. Dimulai dari cerita Prof Masrukhi yang ternyata pernah menjadi seorang pengamen dan tukang cuci sewaktu kuliah di Bandung dulu.
“Untuk mencukupi kebutuhan di Bandung yang lumayan awis (red: mahal), saya memenuhinya dari hasil mengamen. Ya lumayanlah, sehari mengamen bisa untuk memenuhi biaya hidup kurang lebih tiga hari. Jadi apabila saya mengamen selama tiga hari, kurang lebih saya bisa makan selama sepuluh hari. Selain itu saya juga pernah menjadi buruh cuci.” terang Prof Masrukhi.
Prof Masrukhi menambahkan bahwa untuk mengarungi hidup ini, kata kuncinya adalah syukur. Barangsiapa bersyukur kepada Allah, niscaya Allah akan menambah nikmat-Nya. Barangsiapa kufur terhadap nikmat Allah, maka azab yang pedih sebagai balasannya.
Berbeda lagi kisah Lutfi Mu’awan yang terkarunia ketidaksempurnaan pada fisiknya. Semenjak lahir ia hanya dikaruniai satu tangan kanan. Berasal dari keluarga yang sederhana dengan profesi seorang ayah sebagai guru dan Ibu sebagai buruh jahit.
Dengan gaya tuturnya yang ceplas – ceplos ia menceritakan perjalanan hidupnya yang penuh dengan kejutan demi kejutan. Mulai dari biaya kuliah yang tiba – tiba saja ada ketika waktu pembayaran hampir habis, hingga dirinya sampai di Rusia.
Mahasiswa ITB itu menyampaikan bahwa ia selalu menulis mimpi – mimpi pada selembar kertas yang ditempel di dinding kamarnya. Selain itu yang menjadi keyakinannya adalah Tidak ada yang tidak mungkin jika kita percaya kepada Allah.
“Yang terbaik menurut Allah, itulah yang terbaik dan terindah menurut kita. Manfaatkan hidup yang sekali ini. Jangan sampai menyesal karena tidak pernah mencoba,” tambah Lutfi.
Ketua KIFS Pradika Adi Wijayanto kepada cahunnes.com menyampaikan bahwa Bedah Buku dan Talkshow Nasional merupakan bagian dari rangkaian agenda Great National Muslim Festival 2013. Selain bedah buku dan Talkshow terselenggara juga lomba esai nasional dan lomba fotografi. (IBALH/cahUnnes.com)
0 comments:
Post a Comment