Siapapun pasti setuju kalau menikmt keindahan dan kemegahan
panorama, lengkap dengan deretan gunung-gunung besar dan hijau adalah nikmat
yang uar biasa.
Dibalik indahnya deretan gunung-gunung yang tertancap di
Bumi, apakah sobat tahu jika gunung-gunung itu ternyata ngak Cuma diem
ditempat, alias juga berjalan?? Ya, sudah 14 abad yang lalu dikabarkan lisan
Rasulullah shallau ‘alaihi wasallam yang mulia, bahwa Allah subhanahu wa ta’ala
sang pencipta alam semesta beserta isinya telah berfirman dalam alquran
“Dan kamu
lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia
berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan
kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” ( QS. An Naml: 88).
Ayat ini cocok banget dengan
pandangan kontroversial seoramg ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener. Beliau
mengemukakan hipotesis pergeseran benua atau Continental Drift dalam buku
berjudul The Origin of Continent and Oceans(1912). Isinya, bahwa benua tersusun
atas batuan sial yang terapung pada batuan sima yang lebih besar berat jenisnya.
Hipotesis utamanya adalah di bumi
pernah ada satu benua raksasa yang bernama Pangaea yang artinya “semua
daratan”, yang dikelilingi oleh Panthalassa yang berarti “semua lautan”.
Selanjutnya 200 juta tahun yang lalu Pangaea pecah menjadi benua-benua kecil
yang kemudian bergerak menuju ke tempatnya seperti yang dijumpai saaat ini.
Pangaea tersebut terbelah menjadi
dua bagian. Salah satu daratan atau benua raksasa ini adalah Gondwana, yang
meliputi Afrika, Australia, Antartika dan India. Benua raksasa kedua adalah
Laurasia, yag terdiri dari Eropa, Amerika Utara dan Asia, kecuali India. Selama
150 tahun setelah pemisahan ini. Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi
daratan-daratan yang lebih kecil.
Konsep yang dibawa oleh Alfred
Wegener ini yang kemudian menjadi titik tolak konsep-konsep yang menerangkan
bahwa benua-benua akan selalu bergerak. Kecepatan bergerak benua bervariasi
antara 1-10 cm/tahun, tergatung lokasinya.
Dan sekarang konsep paling mutakhir
yang dianut oleh para ilmuwan adalah teori Tektonik Lempeng yang lahir tahun
1960-an. Teori Tektonik Lempeng ini juga merupakan penyempurnaan dari teori yang
diajukan pleh Alfred Wegener.
Teori ini menyatakan bahwa bumi ini
sebenarnya terbelah menjadi beberapa lempeng (litosfer), dimana lempeng-lempeng
yang bersifat tetap itu, sebenarnya beralaskan zat yang bersifat liqiud atau cair.
Lempeng-lempeng itu bergerak dan berinteraksi satu sama lain. Interaksi inilah
yang menghasilkan berbagai bentuk muka bumi yang dapat kita lihat sampai
sekarang ini, mulai dari jajaran gunung berapi, gunung mati, laut, pulau, benua
dll.
Salah satu contoh pergerakan gunung
dan benua yang dahsyat adalah waktu terpisahnya benua Amerika dan Eropa Afrika oleh retakan yang
kemudian membemtuk gunung-gunung api dalam laut ditengah Samudera Antartika.
Samudera tersebut akhirnya terbagi menjadi dua bagian yang sama luas.
Subhanallah.... ternyata sains pun
sudah membuktikan baik benua maupun gunung-gunung(berapi) benar –benar bergerak
sejak semua benua masih jadi satu (pangaea) bahkan sampai sekarang.
Sobat, kalau semua hal diatas sudah
kita sudah kita pandang dan kita renungkan, maka nggak akan ada lagi keraguan dihati
kita apalagi sampai mengingkari kekuasaan Allah.
Bila dibandingkan pengetahuan manusia yang gress skalipun
tentang gunung-gunung berdasar bahan-bahan dasar lempengan tektonik tadi dengan
deskripsi ayat-ayat al quran tadi, hasilnya benar-benar nggak sebanding.
Dengan salah satu surat An Naml aja
udah menunjukkan bahwa alquran bukanlah buatan makhluk. Bahkan jika manusia dan
jin berkumpul untuk membuat yang serupa dengan al quran, maka dijamin mereka
nggak bakal bisa menandinginnya. “Inilah kitab yang sempurna, tiada keraguan
didalamnya, petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa” (QS. Al Baqarah: 2)
Min, afwan.. tulisannya dikecilin ya,, biar ga terlalu rempet2 banget,. atau spasi barisnya ditambah :)
ReplyDelete