“Hai orang-orang yang beriman, jika
datang kepada kamu orang fasiq membawa berita, periksalah dengan teliti
(tabayun) agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa
mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS Al-Hujurat: 6)
Demikianlah bunyi ayat yang ditujukan kepada kaum Mukminin. Konsep
yang Allah tetapkan kepada kaum Muslimin
dalam menerima suatu berita atau informasi begitu jelas dan tegas, “telitilah
berita yang dibawa oleh orang-orang fasiq”. Dalam dunia jurnalistik konsep
keabsahan suatu berita ini dikenal dengan istilah check and recheck. Maknanya
jangan mudah percaya dengan berita, opini, informasi, atau kabar yang dibawa oleh
orang-orang fasiq. Boleh jadi berita yang disampaikan hanyalah bersifat qila wa
qola (katanya dan katanya), sehingga kredibilitasnya tidak bisa dipertanggung
jawabkan secara akurat di depan public. Surat al-Hujurat ayat 6 ini begitu
menekankan aspek “sumber berita” yang diberi sifat “fasiq”.
Ayat yang mulia ini memang sering terlupakan oleh sebagian
kaum Muslimin dalam menerima suatu berita. Bahkan terkadang sebagian orang
langsung percaya begitu saja ketika mendengar berita negatif yang menimpa
saudaranya. Sungguh, melupakan makna tabayun (kroscek berita) dalam keadaan
seperti ini jelas bertentangan dengan apa yang telah Allah ‘Azza wa Jalla
firmankan.
Terlebih jika kita melihat berbagai tayangan “infotainment”
yang selalu on air di sekeliling kita. Berita yang disajikan sungguh jauh dari
nilai-nilai Islam. Bahkan lebih terkesan ghibah (menggunjing) kehidupan orang
lain. Nampaknya check and recheck benar-benar telah dikesampingkan fungsinya
hanya demi mengejar keuntungan semata. Bagaiamana pun, mengekspos berita
besar-besaran tentang kehidupan orang lain adalah suatu tindakan yang di luar
batas. Apalagi hal itu dilakukan oleh seorang seorang Muslim. Sungguh,
terlalu…!
Pemecah Ukhuwah. Lho, Gue, End.
Ukhuwah Islamiyah terbaik telah dicontohkan oleh Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabatnya radhiyallahu ‘anhum. Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah pria terhormat yang telah mengajarkan
teladan kepada para shahabatnya. Akhlak beliau sungguh indah. Bahkan ‘Aisyah
radhiyallahu ‘anha menggambarkan tentang betapa mulianya akhlak beliau. Ketika
ditanya perihal akhlak Rasulullah , ‘Aisyah menjawab, “akhlak beliau adalah
Al-Qur’an”, subhanallah.
Maka sebagai seorang Muslim, hendaknya kita
senantiasa menjaga adab dan akhlak kepada setiap orang walaupun dengan orang
kafir sekalipun. Terkait dengan adab, Imam ‘Abdullah Ibnul Mubarak (wafat tahun
181 H) mengatakan, “adab itu 2/3 (dua
pertiga) ilmu”. Maka, bagian dari adab antar sesama Muslim adalah mendahulukan sikap tabayun terhadap berita yang
beredar di kalangan kaum Muslimin. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi
fitnah yang lebih besar terkait dengan berita yang telah tersebar. Jika hal ini
tidak diindahkan, maka kemungkinan yang terjadi adalah perpecahan antar sesama
Muslim, amarah yang tak kunjung reda, dendam yang semakin mengakar, dan inilah
musibah yang besar.
Sebagai seorang Muslim, perpecahan yang terjadi akibat
“miskinnya” sikap tabayun (check and recheck) harusnya segera diatasi. Jika
tidak, kemelut berkepanjangan akan terus terjadi apabila kaum Muslimin tidak
menaruh perhatian besar terhadapnya. Jangan sampai “lho, gue, end” memutus
rantai persaudaraan di antara kaum Muslimin karena mengabaikan sikap mulia ini.
Maka, telitilah setiap berita yang kalian dengar!
Teladan Sang Panglima
Terkait dengan sikap ini, mari kita lihat bagaimana
Rasulullah sang panglima perang dalam menjaga budaya tabayun ini. Hal ini
terlihat ketika Walid bin Uqbah diutus oleh Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam
untuk menarik zakat dari Bani Musthaliq yang telah menyatakan diri masuk Islam.
Walid tidak berhasil menarik zakat dan pulang kembali ke Madinah dengan membawa
laporan kepada Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam bahwa Bani Musthaliq telah
murtad dari Islam. Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam tidak percaya begitu saja
terhadap laporan Walid dan beliau mengutus Khalid bin Walid untuk menyelidiki
kebenaran laporan tersebut.
Bersama sejumlah pasukannya, Kalid bin Walid secara
diam-diam memantau kehidupan Bani Musthaliq. Ternyata, mereka tetap memeluk Islam
dan menjalankan ajaran agama Islam dengan baik. Khalid pun segera melaporkan
fakta tersebut kepada Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Kisah ini merupakan
sebab turunnya ayat keenam dari surat Al-Hujurat.
Begitulah rasul dalam memberi contoh kepada umatnya. Contoh
yang hari ini nyaris tidak kita temui dalam kehidupan kaum Muslimin. Seakan
mereka acuh tak acuh dengan sikap seperti ini. Apalagi jika tersiar kabar yang
memojokkan rival terdekatnya. Karena saking jengkel dan dendamnya, ia bergegas
menyiarkan berita negatif tersebut di kalangan kaum Muslimin tanpa mau
mengklarifikasi kebenaran isi berita. Ia senang dengan berita yang menimpa
saudaranya. Begitulah potret seorang penggosip.
Setelah mengetahui akan bahayanya menyampaiakan berita tanpa
proses tabayun, hendaknya kita lebih berhati-hati dalam menyeleksi berita yang
kita dengar. Boleh jadi berita yang sampai pada telinga kita hanya kabar burung
yang belum tentu jelas kebenarannya. Teruntuk para penggosip, bertakwalah
kepada Allah atas apa yang telah kalian lakukan. Telitilah berita sebelum
kalian menyesal. Karena Allah telah menjelaskan tentang wajibnya sikap tabayun
dalam mendudukkan sebuah berita. Check and recheck harus senantiasa
dikedepankan demi terwujudnya ukhuwah Islamiyah yang benar. Kepada siapapun,
termasuk suami kepada istri. Ma’af, bukan berarti istri adalah orang yang tidak
bisa dipercaya, tidak. Tetapi hal ini sangat erat sekali dengan kewajiban suami
dalam menjaga keluarga dari siksa api neraka. Membimbing keluaraga agar selalu
berada di atas tuntunan Ilahi. Termasuk membimbing mereka dalam menjaga lisan
agar senantiasa membudayakan sikap tabayun.( Ibnu Hasyim)
Referensi:
1. Husaini, Adian. 2002. Penyesatan Opini: Sebuah Rekayasa Mengubah
Citra. Jakarta: Gema Insani Press.
2. Majalah “Al-Mukminah”, edisi 26, Februari 2012.
3. Buletin Dakwah “Taujih”, edisi 06, Rabi’ul Awal 1433 H
0 comments:
Post a Comment