• Kabar Terkini

    Nov 22, 2013

    Tabayyun Dulu Yuk

    “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepada kamu orang fasiq membawa berita, periksalah dengan teliti (tabayun) agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS Al-Hujurat: 6)
    Demikianlah bunyi ayat yang ditujukan kepada kaum Mukminin. Konsep yang Allah tetapkan  kepada kaum Muslimin dalam menerima suatu berita atau informasi begitu jelas dan tegas, “telitilah berita yang dibawa oleh orang-orang fasiq”. Dalam dunia jurnalistik konsep keabsahan suatu berita ini dikenal dengan istilah check and recheck. Maknanya jangan mudah percaya dengan berita, opini, informasi, atau kabar yang dibawa oleh orang-orang fasiq. Boleh jadi berita yang disampaikan hanyalah bersifat qila wa qola (katanya dan katanya), sehingga kredibilitasnya tidak bisa dipertanggung jawabkan secara akurat di depan public. Surat al-Hujurat ayat 6 ini begitu menekankan aspek “sumber berita” yang diberi sifat “fasiq”.
    Ayat yang mulia ini memang sering terlupakan oleh sebagian kaum Muslimin dalam menerima suatu berita. Bahkan terkadang sebagian orang langsung percaya begitu saja ketika mendengar berita negatif yang menimpa saudaranya. Sungguh, melupakan makna tabayun (kroscek berita) dalam keadaan seperti ini jelas bertentangan dengan apa yang telah Allah ‘Azza wa Jalla firmankan.
    Terlebih jika kita melihat berbagai tayangan “infotainment” yang selalu on air di sekeliling kita. Berita yang disajikan sungguh jauh dari nilai-nilai Islam. Bahkan lebih terkesan ghibah (menggunjing) kehidupan orang lain. Nampaknya check and recheck benar-benar telah dikesampingkan fungsinya hanya demi mengejar keuntungan semata. Bagaiamana pun, mengekspos berita besar-besaran tentang kehidupan orang lain adalah suatu tindakan yang di luar batas. Apalagi hal itu dilakukan oleh seorang seorang Muslim. Sungguh, terlalu…!

    Pemecah Ukhuwah. Lho, Gue, End.
    Ukhuwah Islamiyah terbaik telah dicontohkan oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabatnya radhiyallahu ‘anhum. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah pria terhormat yang telah mengajarkan teladan kepada para shahabatnya. Akhlak beliau sungguh indah. Bahkan ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha menggambarkan tentang betapa mulianya akhlak beliau. Ketika ditanya perihal akhlak Rasulullah , ‘Aisyah menjawab, “akhlak beliau adalah Al-Qur’an”, subhanallah.
    Maka sebagai seorang Muslim, hendaknya kita senantiasa menjaga adab dan akhlak kepada setiap orang walaupun dengan orang kafir sekalipun. Terkait dengan adab, Imam ‘Abdullah Ibnul Mubarak (wafat tahun 181 H) mengatakan, “adab   itu 2/3 (dua pertiga) ilmu”. Maka, bagian dari adab antar sesama Muslim adalah mendahulukan sikap tabayun terhadap berita yang beredar di kalangan kaum Muslimin. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi fitnah yang lebih besar terkait dengan berita yang telah tersebar. Jika hal ini tidak diindahkan, maka kemungkinan yang terjadi adalah perpecahan antar sesama Muslim, amarah yang tak kunjung reda, dendam yang semakin mengakar, dan inilah musibah yang besar.
    Sebagai seorang Muslim, perpecahan yang terjadi akibat “miskinnya” sikap tabayun (check and recheck) harusnya segera diatasi. Jika tidak, kemelut berkepanjangan akan terus terjadi apabila kaum Muslimin tidak menaruh perhatian besar terhadapnya. Jangan sampai “lho, gue, end” memutus rantai persaudaraan di antara kaum Muslimin karena mengabaikan sikap mulia ini. Maka, telitilah setiap berita yang kalian dengar!
    Teladan Sang Panglima
    Terkait dengan sikap ini, mari kita lihat bagaimana Rasulullah sang panglima perang dalam menjaga budaya tabayun ini. Hal ini terlihat ketika Walid bin Uqbah diutus oleh Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam untuk menarik zakat dari Bani Musthaliq yang telah menyatakan diri masuk Islam. Walid tidak berhasil menarik zakat dan pulang kembali ke Madinah dengan membawa laporan kepada Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam bahwa Bani Musthaliq telah murtad dari Islam. Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam tidak percaya begitu saja terhadap laporan Walid dan beliau mengutus Khalid bin Walid untuk menyelidiki kebenaran laporan tersebut.
    Bersama sejumlah pasukannya, Kalid bin Walid secara diam-diam memantau kehidupan Bani Musthaliq. Ternyata, mereka tetap memeluk Islam dan menjalankan ajaran agama Islam dengan baik. Khalid pun segera melaporkan fakta tersebut kepada Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Kisah ini merupakan sebab turunnya ayat keenam dari surat Al-Hujurat.
    Begitulah rasul dalam memberi contoh kepada umatnya. Contoh yang hari ini nyaris tidak kita temui dalam kehidupan kaum Muslimin. Seakan mereka acuh tak acuh dengan sikap seperti ini. Apalagi jika tersiar kabar yang memojokkan rival terdekatnya. Karena saking jengkel dan dendamnya, ia bergegas menyiarkan berita negatif tersebut di kalangan kaum Muslimin tanpa mau mengklarifikasi kebenaran isi berita. Ia senang dengan berita yang menimpa saudaranya. Begitulah potret seorang penggosip.
    Setelah mengetahui akan bahayanya menyampaiakan berita tanpa proses tabayun, hendaknya kita lebih berhati-hati dalam menyeleksi berita yang kita dengar. Boleh jadi berita yang sampai pada telinga kita hanya kabar burung yang belum tentu jelas kebenarannya. Teruntuk para penggosip, bertakwalah kepada Allah atas apa yang telah kalian lakukan. Telitilah berita sebelum kalian menyesal. Karena Allah telah menjelaskan tentang wajibnya sikap tabayun dalam mendudukkan sebuah berita. Check and recheck harus senantiasa dikedepankan demi terwujudnya ukhuwah Islamiyah yang benar. Kepada siapapun, termasuk suami kepada istri. Ma’af, bukan berarti istri adalah orang yang tidak bisa dipercaya, tidak. Tetapi hal ini sangat erat sekali dengan kewajiban suami dalam menjaga keluarga dari siksa api neraka. Membimbing keluaraga agar selalu berada di atas tuntunan Ilahi. Termasuk membimbing mereka dalam menjaga lisan agar senantiasa membudayakan sikap tabayun.(Ibnu Hasyim)
    Referensi:
    1.       Husaini, Adian. 2002. Penyesatan Opini: Sebuah Rekayasa Mengubah Citra. Jakarta: Gema Insani Press.
    2.       Majalah “Al-Mukminah”, edisi 26, Februari 2012.
    3.       Buletin Dakwah “Taujih”, edisi 06, Rabi’ul Awal 1433 H



    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 comments:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Tabayyun Dulu Yuk Rating: 5 Reviewed By: elzaqstore
    Scroll to Top