• Kabar Terkini

    Nov 2, 2013

    Kasih Bunda Sepanjang Masa, Kasih Kita Sepanjang?


    Pada masa ini, kepedulian kita akan dipertanyakan kembali. Bukan kepedulian kita terhadap lingkungan, sosial, politik atau budaya. Akan tetapi kepedulian kita terhadap hal yang paling dekat dengan kita. Bunda kita, makhluk yang telah dengan susah payah melahirkan dan membesarkan kita. Dengan telaten dan ikhlasnya Bunda kita mencurahkan segala kasih sayang terhadap kita, untuk mendidik, membimbing dan mengajarkan segala ilmu sebagai bekal hidup kita didunia ini.
    Namun, apakah yang sekarang kita lakukan terhadap ketulusan Bunda kita? Kita cenderung menyia-nyiakan, mengabaikan keikhlasan Bunda kita. Berefleksi dari itu, terdapat sebuah kisah berjudul “Gunung Pembuangan Nenek”, dimana dalam kisah ini menceritakan sebuah gambaran seeorang anak zaman sekarang. Dalam kisah ini diceritakan sebuah tradisi yang tidak manusiawi, yaitu tradisi membuang orang tua yang hidupnya tidak mampu lagi untuk berbuat apa-apa ke dalam hutan di  sebuah pegunungan. Dari itu tersirat sebuah gambaran tentang sebuah pepatah atau kata mutiara “seorang Bunda merawat anaknya untuk menunggunya dewasa, tetapi seorang anak merawat Bundanya untuk menunggunya meninggal.”
                Kasih sayang seorang Bunda akan terus mengalir sepanjang masa, bahkan didetik-deetik akhir hayatnya seorang Bunda mampu menunjukkan besarnya kasih sayang yang beliau miliki. Seperti cuplikan kisah “Gunung Pembuangan Nenek”. Dalam kisah ini tersirat hal tersebut, ketika seorang anak yang tengah meneruskan tradisi membuang Bundanya ke dalam hutan karena merasa ibunya sudah tidak berdaya dan selalu merepotkan baginya. Akan tetapi setelah anak Bunda ini tadi sampai ketempat dimana Bundanya harus ditinggal, ia merasa kawatir. Bukan kawatir ia harus meninggalkan Bundanya yang sudah tidak berdaya ini sendirian di hutan. Melainkan, ia kawatir karena ia tidak dapat pulang, sebab ia tidak mengingat lagi jalan kembali yang telah dilaluinya tadi. Dengan keikhlasan sang Bunda untuk ditinggalkan di dalam hutan sendirian ini, beliau memberikan sebuah petunjuk yang telah ia buat untuk anaknya agar dapat kembali pulang. Petunjuk itu adalah patahan ranting yang ia patahkan ketika sang anak mengantarkan Bundanya kedalam hutan. Betapa tulus kasih sayang seorang Bunda terhadap anaknya. Tidak terbayang hal tersebut dalam benak kita juga anak sang Bunda tadi sehingga hal tersebut membuat sang anak sadar bahwa ia telah melakukan suatu kesalahan.
                Dari secuil kisah tadi, yang harusnya kita tangkap adalah betapa besar, betapa luasnya kasih sayang seorang Bunda kepada anaknya, bahkan dalam keadaan yang tidak memungkinkanpun seorang Bunda masih bisa mengekspresikan kasih sayangnya kedalam bentuk-bentuk yang tidak terbayang oleh kita sebagai seorang anak. Sekarang akan timbul sebuah pertanyaan yang harusnya biasa akan tetapi  dalam kondisi ini menjadi luar biasa. “Seberapa seringkah kita menelfon atau memberi kabar kepada Bunda kita?” sebuah pertanyaan enteng namun butuh direnungkan benar. Ketidakpedulian kita terhadap Bunda kita mungkin tersirat dari sesuatu yang malah berbau sepele. Perhatian-perhatian kita yang seharusnya kita curahkan untuk Bunda kita sering kita curahkan kepada orang yang salah. Sekarang mulailah difikirkan siapakah orang salah yang kita curahkan kasih sayang kita kepadanya.
                Sekarang ambil alat komunikasi yang kau  miliki. Apapun itu, apapun merknya, kapanpun tahun pembuatannya, yang terpenting masih dapat digunakan untuk berkomunikasi. Mulailah tekan beberapa digit yang akan menghubungkanmu kepada seseorang terkasih dalam hidupmu. Sampaikan perasaanmu sekarang juga. Katakan “Bunda aku sayang engkau, aku rindu engkau Bunda” atau bisa dalam bahasa kalian sendiri tapi buatlah kata-kata itu lebih berkelas, terkhusus untuk Bundamu. Tanyakan bagaimana keadaannya, bagaimana kondisinya, hari ini masak apa?  apapun pertanyaan yang dapat mengungkapkan kasih sayang kita sebagai seorang anak.  Atau untuk kalian yang tengah dekat dengan bunda kalian katakan langsung dihadapan beliau, terkadang memang lebih sulit mengungkapkan perasaan kita secara blak-blakan dihadapannya. GoodLuck...:-)
    #Show yourLove, Now
    Berdasarkan acara “Bedah Buku Moga Bunda Disayang Allah” Darwis Tere Liye by KIFS UNNES. 
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 comments:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Kasih Bunda Sepanjang Masa, Kasih Kita Sepanjang? Rating: 5 Reviewed By: Unknown
    Scroll to Top