Manusia tempat salah dan khilaf
Adakah yang berani mengakui
dirinya bersih dari dosa atau khilaf?. Tidak ada manusia didunia yang saat ini
berani mengaku bahwa dirinya bebas dari kata dosa ataupun khilaf, kecuali
golongan kafir yang memang tidak mengenal kata tersebut. Dari pedagang asongan,
pegawai negeri, swasta bahkan pejabat tinggipun tak lepas dari yang namanya
khilaf atau melakukan perbuatan dosa. Baik
disadari ataupun tidak, setiap harinya kita selalu dipenuhi dengan
perbuatan yang sia-sia bahkan terjerumus dalam melakukan perbuatan dosa. Jika
kita berani menilik dari aktivitas kita setiap hari, akan banyak kita temukan
sisi-sisi kosong dalam aktivitas kita yang sering kita sia-siakan dan kita
habiskan untuk sesuatu yang kurang atau bahkan tidak mendapatkan manfaat . Dan
pada akhirnya sisi-sisi itulah yang akan diisi oleh perbuatan khilaf kita. Perbuatan
yang tanpa kita sadari telah menjadi tempat kita menabung dosa.
Bukan karena kita matre
menilai setiap kegiatan berdasarkan nilai kebermanfatannya. Akan tetapi
alangkah baiknya jika kita hidup didunia ini untuk beribadah kepada ALLAH SWT.
Berlomba-lomba untuk memberi kebermanfatan bagi semua. Bukankah dalam sebuah
hadist sahih telah disebutkan bahwa “sebaik-baiknya
manusia adalah yang paling bermanfaat ”. Meneruskan permasalahan
sebelumnya, bagaimana aktivitas kita menjadi ladang kesalahan kita. Adapun coba yang kita hitung beberapa kegiatan yang habiskan dari aktivitas awal kita ketika membuka mata hingga
sejenak kita akan memejamkan mata ini dalam pembaringan. Entah ada berapa
banyak khilaf kita yang kita perbuat dalam sehari.Tanpa pernah kita sadari
kesalahan demi kesalahan, kekhilafan demi kekhilafan kita akan bertambah
seiring dengan waktu yang kita habiskan didunia ini. Sisi-sisi kosong dalam aktivitas
kita yang tanpa kita sadari menambah pundi-pundi dosa akan semakin
menggelembung. Lalu bagaimana setelah itu? Apakah kita akan terus menabung
dosa-dosa kecil dan kekhilafan kita begitu saja?
Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda,” Wahai kaum mukminin. Bertaubatlah kepada
Allah, karena saya juga bertaubat kepada Allah sehari seratus kali.”dari
hadist tersebut tidakkah sangat keterlaluannya kita! Nabi Muhammad Shallallahu
'alaihi wa sallam saja yang terjaga dan terlindungi dari perbuatan dosa memohon
ampunan Allah SWT. Bagaimana dengan kita makhluk biasa tempat segala salah dan
khilaf?
Keajaiban Tobat
Dalam beberapa kisah terkenal,
sebut saja salah satunya adalah kisah seorang pembunuh yang genap membunuh 100
orang sebelum akhirnya bertobat.
Dikisahkan seorang pembunuh yang telah berkali-kali menghabisi nyawa
orang. Pada suatu ketika pembunuh ini terbesit dalam hatinya untuk bertobat,
lalu apa masalahnya? Bukankah gampang ia tinggal bertobat saja. Nah, itulah
permasalahan yang dihadapi pembunuh ini. Ia tidak tahu bagaimanakah bertobat
itu, sedangkan ia telah merasa bergelimpang dosa ia tidak mungkin akan mendapat
ampunan. Tiada keyakinan dalam dirinya akan ampunan Allah SWT.
Akhirnya sang pembunuh ini bertanya
untuk meyakinkan hatinya kepada orang-orang yang ditemuinya. Ia menceritakan
sebagaimana kisah-kisahnya yang telah membunuh banyak orang. Dan dalam
ceritanya ia bertanya kepada orang yang ditemuinya tersebut. “Apakah aku bisa
bertobat dan mendapatkan ampunan?” Namun sangat disayangkan orang yang ditanya
ini tidak menjawab pertanyaannya dengan benar dan tepat bahkan memberikan
pernyataan yang membuat hati sang pembunuh semakin ragu dan tidak yakin . Dan
akhirnya ia menjadi orang ke-99 yang dibunuh oleh sang pembunuh tadi. Sang
pembunuh ini berjalan lagi dan bertanya tentang pertanyaan yang sama kepada
orang yang ia temui lagi. Dan sang pembunuh mendapat sebuah jawaban yang tidak
jauh berbeda dari sebelumnya. Akhirnya genap sudah 100 nyawa yang telah
dihilangkan oleh sang pembunuh tersebut.
Pada suatu kesempatan sang pembunuh
bertemu dengan seorang ulama dan bertanya tentang pertanyaan yang sama. Dan
mengejutkannya sang ulama ini memberikan jalan terang kepada sang pembunuh
tersebut dengan meminta sang pembunuh untuk pergi kesuatu kota jika ia
benar-benar hendak bertobat. Sang pembunuhpun menuruti petunjuk sang ulama tadi,
akan tetapi dalam perjalanannya sang pembunuh ini meninggal sebelum ia sampai
ketempat tujuan. Pada saat itu pula datanglah malaikat pencatat amal kebaikan
dan keburukan yang memperebutkan ruh sang pembunuh untuk dibawa ke surga atau
neraka. Malaikat pencatat amal kebaikan berpendapat bahwa sang pembunuh ini
layak masuk surga karena mempunyai niat baik untuk bertobat, sedangkan Malaikat
pencatat amal keburukan berpendapat sebaliknya, dosa sang pembunuh ini sangat
besar dan pantas dimasukan kedalam kobaran api neraka. Kemudian datanglah
malaikat penengah dan memberi saran untuk mengukur jaraknya yang telah ditempuh
sang pembunuh. Jika dekat dengan jarak kota tujuannya bertobat Malaikat
pencatat amal kebaikanlah yang akan mendapatkannya begitu pula sebaliknya.
Akhirnya sang pembunuh ini dibawa oleh Malaikat pencatat amal kebaikan karena
didapati sang pembunuh lebih dekat dengan kota tujuannya bertobat.
Dalam kisah tersebut, terdapat
sebuah hikmah dimana ampunan Allah sangat luas untuk hamba-hambanya yang
bersungguh-sungguh untuk bertobat. Meskipun segunung ataupun seluas lautan dosa
yang telah kita perbuat ampunan Allah selalu terbuka. Disebutkan dalam hadist
shahih bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda
“Sesungguhnya Allah menerima taubat
seorang hamba sebelum nafasnya berada dikerongkongan.” Lalu
masihkah kita menunggu nafas kita berada sebelum kerongkongan kita akan
bertobat? Mulailah perbaiki diri, sadari
setiap hidup kita yang penuh dengan segala kekhilafan perlu sebuah penyejuk
yaitu dengan bertobat.
“Dan
tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan
(yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah)
ia mengatakan "Sesungguhnya saya bertaubat sekarang ". Dan tidak
(pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran.
Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih.”
[Q.S An Nisaa’ : 18].
Berdasarkan cuplikan kajian rutin UKKI UNNES @
Wisata Ruhani
(Bentengi diri dengan mengikuti kajian islam
setiap Rabu 16.00 @Mua lt 1)
0 comments:
Post a Comment