• Kabar Terkini

    Nov 3, 2013

    Ajaibnya Bertobat


    Manusia tempat salah dan khilaf
    Adakah yang berani mengakui dirinya bersih dari dosa atau khilaf?. Tidak ada manusia didunia yang saat ini berani mengaku bahwa dirinya bebas dari kata dosa ataupun khilaf, kecuali golongan kafir yang memang tidak mengenal kata tersebut. Dari pedagang asongan, pegawai negeri, swasta bahkan pejabat tinggipun tak lepas dari yang namanya khilaf atau melakukan perbuatan dosa. Baik  disadari ataupun tidak, setiap harinya kita selalu dipenuhi dengan perbuatan yang sia-sia bahkan terjerumus dalam melakukan perbuatan dosa. Jika kita berani menilik dari aktivitas kita setiap hari, akan banyak kita temukan sisi-sisi kosong dalam aktivitas kita yang sering kita sia-siakan dan kita habiskan untuk sesuatu yang kurang atau bahkan tidak mendapatkan manfaat . Dan pada akhirnya sisi-sisi itulah yang akan diisi oleh perbuatan khilaf kita. Perbuatan yang tanpa kita sadari telah menjadi tempat kita menabung dosa.
    Bukan karena kita matre menilai setiap kegiatan berdasarkan nilai kebermanfatannya. Akan tetapi alangkah baiknya jika kita hidup didunia ini untuk beribadah kepada ALLAH SWT. Berlomba-lomba untuk memberi kebermanfatan bagi semua. Bukankah dalam sebuah hadist sahih telah disebutkan bahwa “sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat ”. Meneruskan permasalahan sebelumnya, bagaimana aktivitas kita menjadi ladang kesalahan kita. Adapun coba yang kita  hitung beberapa kegiatan yang habiskan dari aktivitas awal kita ketika membuka mata hingga sejenak kita akan memejamkan mata ini dalam pembaringan. Entah ada berapa banyak khilaf kita yang kita perbuat dalam sehari.Tanpa pernah kita sadari kesalahan demi kesalahan, kekhilafan demi kekhilafan kita akan bertambah seiring dengan waktu yang kita habiskan didunia ini. Sisi-sisi kosong dalam aktivitas kita yang tanpa kita sadari menambah pundi-pundi dosa akan semakin menggelembung. Lalu bagaimana setelah itu? Apakah kita akan terus menabung dosa-dosa kecil dan kekhilafan kita begitu saja?
    Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,” Wahai kaum mukminin. Bertaubatlah kepada Allah, karena saya juga bertaubat kepada Allah sehari seratus kali.”dari hadist tersebut tidakkah sangat keterlaluannya kita! Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam saja yang terjaga dan terlindungi dari perbuatan dosa memohon ampunan Allah SWT. Bagaimana dengan kita makhluk biasa tempat segala salah dan khilaf?
    Keajaiban Tobat
    Dalam beberapa kisah terkenal, sebut saja salah satunya adalah kisah seorang pembunuh yang genap membunuh 100 orang sebelum akhirnya bertobat.  Dikisahkan seorang pembunuh yang telah berkali-kali menghabisi nyawa orang. Pada suatu ketika pembunuh ini terbesit dalam hatinya untuk bertobat, lalu apa masalahnya? Bukankah gampang ia tinggal bertobat saja. Nah, itulah permasalahan yang dihadapi pembunuh ini. Ia tidak tahu bagaimanakah bertobat itu, sedangkan ia telah merasa bergelimpang dosa ia tidak mungkin akan mendapat ampunan. Tiada keyakinan dalam dirinya akan ampunan Allah SWT.
    Akhirnya sang pembunuh ini bertanya untuk meyakinkan hatinya kepada orang-orang yang ditemuinya. Ia menceritakan sebagaimana kisah-kisahnya yang telah membunuh banyak orang. Dan dalam ceritanya ia bertanya kepada orang yang ditemuinya tersebut. “Apakah aku bisa bertobat dan mendapatkan ampunan?” Namun sangat disayangkan orang yang ditanya ini tidak menjawab pertanyaannya dengan benar dan tepat bahkan memberikan pernyataan yang membuat hati sang pembunuh semakin ragu dan tidak yakin . Dan akhirnya ia menjadi orang ke-99 yang dibunuh oleh sang pembunuh tadi. Sang pembunuh ini berjalan lagi dan bertanya tentang pertanyaan yang sama kepada orang yang ia temui lagi. Dan sang pembunuh mendapat sebuah jawaban yang tidak jauh berbeda dari sebelumnya. Akhirnya genap sudah 100 nyawa yang telah dihilangkan oleh sang pembunuh tersebut.
    Pada suatu kesempatan sang pembunuh bertemu dengan seorang ulama dan bertanya tentang pertanyaan yang sama. Dan mengejutkannya sang ulama ini memberikan jalan terang kepada sang pembunuh tersebut dengan meminta sang pembunuh untuk pergi kesuatu kota jika ia benar-benar hendak bertobat. Sang pembunuhpun menuruti petunjuk sang ulama tadi, akan tetapi dalam perjalanannya sang pembunuh ini meninggal sebelum ia sampai ketempat tujuan. Pada saat itu pula datanglah malaikat pencatat amal kebaikan dan keburukan yang memperebutkan ruh sang pembunuh untuk dibawa ke surga atau neraka. Malaikat pencatat amal kebaikan berpendapat bahwa sang pembunuh ini layak masuk surga karena mempunyai niat baik untuk bertobat, sedangkan Malaikat pencatat amal keburukan berpendapat sebaliknya, dosa sang pembunuh ini sangat besar dan pantas dimasukan kedalam kobaran api neraka. Kemudian datanglah malaikat penengah dan memberi saran untuk mengukur jaraknya yang telah ditempuh sang pembunuh. Jika dekat dengan jarak kota tujuannya bertobat Malaikat pencatat amal kebaikanlah yang akan mendapatkannya begitu pula sebaliknya. Akhirnya sang pembunuh ini dibawa oleh Malaikat pencatat amal kebaikan karena didapati sang pembunuh lebih dekat dengan kota tujuannya bertobat.
    Dalam kisah tersebut, terdapat sebuah hikmah dimana ampunan Allah sangat luas untuk hamba-hambanya yang bersungguh-sungguh untuk bertobat. Meskipun segunung ataupun seluas lautan dosa yang telah kita perbuat ampunan Allah selalu terbuka. Disebutkan dalam hadist shahih bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda “Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba sebelum nafasnya berada dikerongkongan.” Lalu masihkah kita menunggu nafas kita berada sebelum kerongkongan kita akan bertobat? Mulailah perbaiki diri,  sadari setiap hidup kita yang penuh dengan segala kekhilafan perlu sebuah penyejuk yaitu dengan bertobat.
    “Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan "Sesungguhnya saya bertaubat sekarang ". Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih.” [Q.S An Nisaa’ : 18].

    Berdasarkan cuplikan kajian rutin UKKI UNNES @ Wisata Ruhani
    (Bentengi diri dengan mengikuti kajian islam setiap Rabu 16.00 @Mua lt 1)
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 comments:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Ajaibnya Bertobat Rating: 5 Reviewed By: Unknown
    Scroll to Top